KRAM
Kram ada berbagai macam di antaranya adalah sebagai berikut :
1.Kram kaki
Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot berkontraksi terlalu keras. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dengan keparahan bervariasi.
Kram kaki biasanya terjadi saat kita beristirahat, bahkan mungkin sedang tidur. Orang tua lebih sering terkena kram daripada orang muda. Pada beberapa orang tua, kram bahkan bisa terjadi setiap hari.
Penyebab
Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui (idiopatik). Sementara ahli berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi mengkerut dirangsang untuk kontraksi. Hal ini terjadi saat kita tidur dengan posisi dengkul setengah ditekuk, dan telapak kaki sedikit mengarah ke bawah. Pada posisi ini otot betis agak tertekuk dan mudah terkena kram. Itulah mengapa gerakan pelenturan sebelum tidur dapat mencegahnya.
Pada beberapa kasus, kram mungkin terjadi karena masalah atau kondisi lainnya, misalnya:
• Beberapa jenis obat dapat memberikan efek samping berupa kram. Golongan obat ini antara lain: diuretik, nifedipine, cimetidine, salbutamol, statins, terbutaline, lithium, clofibrate, penicillamine, phenothiazines, dan nicotinic acid.
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan zat garam dalam darah (misalnya, kadar kalsium atau potasium terlalu rendah)
• Kehamilan, terutama pada trimester akhir
• Kelenjar tiroid yang kurang aktif
• Penyempitan arteri kaki yang menghambat sirkulasi
• Gangguan saraf
• Sirosis hati
Pada kondisi di atas, kram hanyalah satu dari beberapa gejala lainnya. Bila tidak ada gejala lain, kemungkinan besar kram bersifat idiopatik dan bukan karena kondisi di atas.
Penanganan
Gerakan pelemasan (stretching) dan pemijatan biasanya dapat meredakan serangan kram. Obat pengurang sakit biasanya tidak bermanfaat karena tidak cukup cepat bekerja. Namun, pengurang sakit seperti paracetamol mungkin bermanfaat meringankan nyeri dan lemas otot yang kadang masih berlangsung hingga 24 jam setelah hilangnya kram.
PENCEGAHAN
• Beritahu dokter bila kram kemungkinan disebabkan oleh konsumsi salah satu obat di atas. Dokter dapat memberikan obat alternatif.
• Minum setidaknya enam gelas penuh setiap hari, termasuk satu gelas sebelum tidur. Juga perbanyak minum sebelum, selama dan setelah berolah raga.
• Konsumsi makanan yang kaya kalsium, potasium dan magnesium. Makan satu atau dua buah pisang sehari sudah cukup memenuhi kebutuhan potasium Anda.
• Bila Anda sering mengalami kram saat tidur, lakukan gerakan pelemasan pada otot-otot betis sebelum tidur. Caranya adalah dengan berdiri sekitar 60-90 cm dari dinding, lalu condongkan badan ke arah dinding dengan telapak kaki tetap di tempat. Lakukanlah beberapa kali. Anda mungkin perlu beberapa hari melakukannya sampai efeknya terasa.
• Tidurlah dengan posisi yang mencegah otot betis Anda tertekan tanpa disadari:
Gunakan bantal untuk menyangga telapak kaki saat Anda tidur telentang.
Bila Anda tidur tengkurap, posisikan telapak kaki menggantung di ujung kasur.
Usahakan selimut tetap longgar di bagian kaki agar jari-jari dan kaki telapak tidak menghadap ke bawah saat tidur.
2. Kram Otot
Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh konstraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki dan tangan.
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut.
PENYEBAB KRAM OTOT
Pada umumnya penyebab kram otot tidak diketahui secara pasti (dalam dunia medis dikenal dengan istilah idiopatik), dan bisa disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Beberapa kondisi yang berisiko menyebabkan terjadinya kram adalah kondisi otot yang terlalu lelah, penggunaan konstraksi otot yang tiba-tiba (kurang pemanasan dan peregangan), serta gangguan sirkulasi darah ke otot.
Selain yang bersifat idiopatik, kram otot dapat pula disebabkan oleh penyakit tertentu yang spesifik. Dalam kondisi ini, kram merupakan salah satu dari gejala pada penyakit atau keadaan tersebut. Beberapa penyakit dan kondisi yang juga merupakan penyebab dari kram otot adalah:
• Efek samping dari beberapa jenis obat, seperti obat-obatan kardiovaskuler (diuretik, nifedifine), obat saluran cerna (cimetidine), modifikasi lemak tubuh (statun, fibrat), obat saluran napas (salbutamol, terbutalin), dan lain-lain.
• Dehidrasi/kekurangan cairan tubuh.
• Ketidakseimbangan elektrolit tubuh (kadar kalsium, kalium, atau natrium yang terlalu rendah).
• Kehamilan, terutama pada trimester terakhir (minggu ke 28-40).
• Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
• Penyempitan pembuluh darah kaki yang menghambat sikulasi darah.
• Gangguan saraf, bisa diakibatkan oleh kekurangan vitamin B complex.
• Gangguan hati, seperti sirosis hati.
Pencegahan dan pengobatan kram otot
Beberapa upaya pencegahan untuk kram otot adalah:
• Melakukan peregangan sebelum tidur, hal ini dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko terjadinya kram saat bangun tidur.
• Mengkonsumsi cukup cairan untuk menghindari dehidrasi, dengan demikian risiko kram berkurang.
• Mengkonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup. Ini untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.
• Tidur dengan posisi yang baik, terutama mengusahakan agar otot-otot dapat serileks mungkin. Penggunaan selimut juga harus diperhatikan agar tidak terlalu rapat terutama pada bagian kaki.
• Membiasakan diri melakukan peregangan di sela-sela aktivitas fisik ketika melakukan pekerjaan yang berdurasi lama, seperti duduk atau mengetik.
• Jika terjadi kram, yang harus dilakukan pertama kali adalah menahan otot pada saat berkonstraksi dengan arah berlawanan. Hal ini ditujukan agar otot-otot yang berkonstraksi dapat kembali ke posisinya semula.
Selain saran-saran diatas, konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan nyeri juga dapat dilakukan ketika terjadi kram, namun seringkali kurang bermanfaat karena efek obat biasanya tidak cukup cepat. Tetapi, jika sensasi nyeri akibat kram masih berlanjut, obat-obatan anti nyeri dapat dipertimbangkan untuk dikonsumsi.
Kram ada berbagai macam di antaranya adalah sebagai berikut :
1.Kram kaki
Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot berkontraksi terlalu keras. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dengan keparahan bervariasi.
Kram kaki biasanya terjadi saat kita beristirahat, bahkan mungkin sedang tidur. Orang tua lebih sering terkena kram daripada orang muda. Pada beberapa orang tua, kram bahkan bisa terjadi setiap hari.
Penyebab
Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui (idiopatik). Sementara ahli berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi mengkerut dirangsang untuk kontraksi. Hal ini terjadi saat kita tidur dengan posisi dengkul setengah ditekuk, dan telapak kaki sedikit mengarah ke bawah. Pada posisi ini otot betis agak tertekuk dan mudah terkena kram. Itulah mengapa gerakan pelenturan sebelum tidur dapat mencegahnya.
Pada beberapa kasus, kram mungkin terjadi karena masalah atau kondisi lainnya, misalnya:
• Beberapa jenis obat dapat memberikan efek samping berupa kram. Golongan obat ini antara lain: diuretik, nifedipine, cimetidine, salbutamol, statins, terbutaline, lithium, clofibrate, penicillamine, phenothiazines, dan nicotinic acid.
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan zat garam dalam darah (misalnya, kadar kalsium atau potasium terlalu rendah)
• Kehamilan, terutama pada trimester akhir
• Kelenjar tiroid yang kurang aktif
• Penyempitan arteri kaki yang menghambat sirkulasi
• Gangguan saraf
• Sirosis hati
Pada kondisi di atas, kram hanyalah satu dari beberapa gejala lainnya. Bila tidak ada gejala lain, kemungkinan besar kram bersifat idiopatik dan bukan karena kondisi di atas.
Penanganan
Gerakan pelemasan (stretching) dan pemijatan biasanya dapat meredakan serangan kram. Obat pengurang sakit biasanya tidak bermanfaat karena tidak cukup cepat bekerja. Namun, pengurang sakit seperti paracetamol mungkin bermanfaat meringankan nyeri dan lemas otot yang kadang masih berlangsung hingga 24 jam setelah hilangnya kram.
PENCEGAHAN
• Beritahu dokter bila kram kemungkinan disebabkan oleh konsumsi salah satu obat di atas. Dokter dapat memberikan obat alternatif.
• Minum setidaknya enam gelas penuh setiap hari, termasuk satu gelas sebelum tidur. Juga perbanyak minum sebelum, selama dan setelah berolah raga.
• Konsumsi makanan yang kaya kalsium, potasium dan magnesium. Makan satu atau dua buah pisang sehari sudah cukup memenuhi kebutuhan potasium Anda.
• Bila Anda sering mengalami kram saat tidur, lakukan gerakan pelemasan pada otot-otot betis sebelum tidur. Caranya adalah dengan berdiri sekitar 60-90 cm dari dinding, lalu condongkan badan ke arah dinding dengan telapak kaki tetap di tempat. Lakukanlah beberapa kali. Anda mungkin perlu beberapa hari melakukannya sampai efeknya terasa.
• Tidurlah dengan posisi yang mencegah otot betis Anda tertekan tanpa disadari:
Gunakan bantal untuk menyangga telapak kaki saat Anda tidur telentang.
Bila Anda tidur tengkurap, posisikan telapak kaki menggantung di ujung kasur.
Usahakan selimut tetap longgar di bagian kaki agar jari-jari dan kaki telapak tidak menghadap ke bawah saat tidur.
2. Kram Otot
Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh konstraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki dan tangan.
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut.
PENYEBAB KRAM OTOT
Pada umumnya penyebab kram otot tidak diketahui secara pasti (dalam dunia medis dikenal dengan istilah idiopatik), dan bisa disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Beberapa kondisi yang berisiko menyebabkan terjadinya kram adalah kondisi otot yang terlalu lelah, penggunaan konstraksi otot yang tiba-tiba (kurang pemanasan dan peregangan), serta gangguan sirkulasi darah ke otot.
Selain yang bersifat idiopatik, kram otot dapat pula disebabkan oleh penyakit tertentu yang spesifik. Dalam kondisi ini, kram merupakan salah satu dari gejala pada penyakit atau keadaan tersebut. Beberapa penyakit dan kondisi yang juga merupakan penyebab dari kram otot adalah:
• Efek samping dari beberapa jenis obat, seperti obat-obatan kardiovaskuler (diuretik, nifedifine), obat saluran cerna (cimetidine), modifikasi lemak tubuh (statun, fibrat), obat saluran napas (salbutamol, terbutalin), dan lain-lain.
• Dehidrasi/kekurangan cairan tubuh.
• Ketidakseimbangan elektrolit tubuh (kadar kalsium, kalium, atau natrium yang terlalu rendah).
• Kehamilan, terutama pada trimester terakhir (minggu ke 28-40).
• Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
• Penyempitan pembuluh darah kaki yang menghambat sikulasi darah.
• Gangguan saraf, bisa diakibatkan oleh kekurangan vitamin B complex.
• Gangguan hati, seperti sirosis hati.
Pencegahan dan pengobatan kram otot
Beberapa upaya pencegahan untuk kram otot adalah:
• Melakukan peregangan sebelum tidur, hal ini dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko terjadinya kram saat bangun tidur.
• Mengkonsumsi cukup cairan untuk menghindari dehidrasi, dengan demikian risiko kram berkurang.
• Mengkonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup. Ini untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.
• Tidur dengan posisi yang baik, terutama mengusahakan agar otot-otot dapat serileks mungkin. Penggunaan selimut juga harus diperhatikan agar tidak terlalu rapat terutama pada bagian kaki.
• Membiasakan diri melakukan peregangan di sela-sela aktivitas fisik ketika melakukan pekerjaan yang berdurasi lama, seperti duduk atau mengetik.
• Jika terjadi kram, yang harus dilakukan pertama kali adalah menahan otot pada saat berkonstraksi dengan arah berlawanan. Hal ini ditujukan agar otot-otot yang berkonstraksi dapat kembali ke posisinya semula.
Selain saran-saran diatas, konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan nyeri juga dapat dilakukan ketika terjadi kram, namun seringkali kurang bermanfaat karena efek obat biasanya tidak cukup cepat. Tetapi, jika sensasi nyeri akibat kram masih berlanjut, obat-obatan anti nyeri dapat dipertimbangkan untuk dikonsumsi.
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon